BEM KBM Universitas Pakuan Bogor

Aspiratif, Progresif dan Kreatif Revolusioner

Kegiatan SPOK

Dokumentasi Kegiatan SPOK (Sistem Pemantapan Organisator Kampus) 7-8 Februari 2015 @VillaOrange

Senin, 06 Oktober 2014

Sebuah Catatan Sederhana



Catatan Pergerakan BEM KBM:
Memaknai Usia yang Ke-4:

Oleh: Aldi Cikal Yudawan*

 

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer, Roemah Kaca, 1988)


Tepat empat tahun lalu, alur pergerakan mahasiswa di Universitas Pakuan memasuki babak baru. Pada hari itu, Iib S. Jalil dan kawan-kawan yang mewakili enam fakultas mendeklarasikan organisasi eksekutif tingkat universitas. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BEM KBM) dipilih menjadi namanya. BEM KBM merepresentasikan jiwa semangat kebangkitan kala itu. BEM KBM merupakan doa dan jalan pergerakan mahasiswa Unpak yang baru setelah pada kongres mahasiswa sebelumnya tidak diperoleh titik temu.

Tantangan Selalu Menghadang
Tidak mudah memang membuat pergerakan sebuah kampus yang selalu dinamis. Dalam kampus pasti tersuguh dinamika yang selalu tak terduga. Semisal menanam benih, yang tumbuh bukan hanya padi, melainkan gulma dan tanaman lain yang mendukung atau menentang kehidupan benih tersebut. Rasanya itu pula lah yang merasuk ke dalam kehidupan kampus saat itu. Dengan penuh rasa yakin, perjuangan tetap berlanjut.
Sedikit meneroka ke belakang, BEM KBM ternyata terlahir dari perjuangan yang tidak mudah. Kita pernah berjaya saat periode Presidium Mahasiswa. Kala itu, Yuda Permana dan kawan-kawan menginisiasi kelembagaan mahasiswa tingkat universitas. Dilanjutkan oleh Asep M. Yusuf, hingga terakhir Fahri Fahruroji.
Kawan-kawan yang masa itu trauma dengan hasil kongres masih sulit untuk dirangkul kembali ke dalam barisan perjuangan. Beruntung terdapat momentum Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) tahun 2010 yang kemudian dijadikan alat untuk merapatkan barisan.
Tak sampai disitu, bergerak setelah pembentukan pun masih juga dengan tantangan karena kepengurusan masih kosong. Hingga diadakanlah kesepakatan bahwa pengurus merupakan para ketua lembaga kemahasiswaan BEM/BLM fakultas.
Terlepas dari itu, legitimasi mulai menjadi pertanyaan yang menyelimuti. Pihak structural yang dalam hal ini rektorat menyoal tentang itu. Lobi mulai dijalankan. Setelah larut dalam waktu yang panjang akhirnya diakuilah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Pakuan (BEM KBM) sebagai organisasi tingkat universitas yang mengusung Kabinet Revolusi sebagai arahan gerak. Dengan demikian mahasiswa Unpak kembali pada tackrecordnya sebagai pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Estafet Kepemimpinan
Tak ada gading yang tak retak. Tak selamanya manusia hidup. Setelah satu kepriodean akhirnya BEM KBM Kabinet Revolusi habis masa bhakti. Melalui kongres yang alot akhirnya terpilihlah Ilham Rajaking, Presiden Mahasiswa baru yang akan menjalankan roda organisasi BEM KBM selanjutnya. Selain itu juga terbentuk organisasi legislatif bernama Badan Legislatif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BLM KBM).
Estafet kepemimpinan ini pun tak mudah. Tercatat harus melalui beberapa kali kongres dan mekanisme pemilihan raya hingga akhirnya selesai. Masih ingat kita saat-saat berjuang untuk mendewasakan kehidupan berdemokrasi kampus. Berbeda pendapat, saling melakukan argumentasi hingga selesai persoalan bukanlah hal yang mudah. Namun nyatanya kita mampu untuk itu.
Persoalan yang timbul hampir sama,. Kali ini kawan-kawan dihantam isu nama. BEM KBM atau BEM Unpak? Situasi kampus yang saat itu sedang tidak kondusif akibat kapitalis (parkiran) masuk kampus akhirnya menyita banyak waktu hingga kepengurusan dan jalannya organisasi terganggu. Meletuslah aksi penolakan parkiran dari mahasiswa. BEM KBM terguncang dan sempat sempoyongan. Namun dengan semangat mahasiswa kembali lagi barisan terapatkan.
Setelah itu, Unpak kembali menunjukan geliat demokrasi dari sisi perjuangan mahasiswa. Tahun 2014 digagaslah kembali pemilihan raya. Tidak mudah memang, karena nyatanya pemilu raya yang digagas memakan waktu yang lumayan lama. Dengan semangat perjuangan mahasiswa akhirnya selesai dan menghasilkan pemimpin baru.

Mari Lanjutkan Langkah
Perjuangan adalah perwujudan kata-kata. Tepatlah kiranya kalimat dari WS Randra itu kita jadikan sebagai motivasi gerakan kita hari ini. Unpak hari ini menyuguhkan kondisi yang serba membutuhkan perhatian kita selaku mahasiswa dan seluruh sivitas akademika. Banyaknya mahasiswa, fasilitas, dan jalannya kehidupan kampus merupakan beberapa fokus utama yang jika tidak bersinergi mengurusinya akan sia-sia.
Unpak merupakan kampus yang besar. Namanya bagai mercusuar. Prestasi mahasiswa atau bahkan strukturalnya tidak bisa diremehkan. Kita juga tidak menutup mata jika sekarang ini Unpak dipercaya oleh pemerintah kota bahkan pusat untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya akademis maupun non akademis. Namun kita juga jangan menutup mata bahwa jalannya kebijakan-kebijakan kampus harus diawasi implementasinya. Kita harus bersatupadu bukan hanya sebagai event organizer. Kewenangan mahasiswa yang secara historis maupun realitas kini dan selamanya sebagai agen perubahan, pengontrol sosial, dan stok intelektual jangan sampai hilang. Mahasiswa Unpak dulu, sekarang, dan selamanya merupakan satu kesatuan untuk alamater dan bangsa Indonesia.
Melalui momentum empat tahun syukuran BEM KBM ini kita mulai lagi merapatkan barisan. Kita mulai dari diskusi dari syukuran sederhana sore ini. Empat tahun memang baru seusia jagung. Namun semangat yang kuat tidak akan pernah mati. Dengan tekad baik yang kuat dalam kerinduan pada tatanan kampus yang bermartabat, kita lanjutkan langkah untuk mengawal kampus dan Negara Indonesia terus ke arah yang lebih baik. Semoga kita tetap diberikan kekuatan dan kekonsistensian dalam hari-hari berjuang kita dalam menjalani kehidupan kampus ini, amin.
Hidup mahasiswa! Hidupkan Mahasiswa! Salam Progresif, Aspiratif, dan Kreatif Revolusioner.

 *Presiden Mahasiswa UNPAK